Terima diri sendiri apa adanya

Diri anda tidak diukur dari besar kecilnya rekening tabungan atau jenis pekerjaan anda. Sebagaimana setiap orang lainnya, anda adalah perpaduan istimewa yang rumit dan sukar untuk digambarkan. Perpaduan itu terdiri dari berbagai kelebihan dan keterbatasan.

Ini adalah kalimat sederhana yang akan menemani saya mengawali hari.

Seringkali kita mendengar berbagai kekecewaan atau ketidakpuasan pada diri sendiri. Keluh kesah yang tiada henti serta ungkapan rasa putus asa terhadap setiap hal yang dijalani. Akhirnya kita akan melihat kelebihan orang lain dengan rasa iri, bukan sebagai motivasi diri.

Menerima diri sendiri apa adanya adalah wujud rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Setiap manusia diciptakan memiliki kelebihan dan keterbatasan. Satu kelemahan kita adalah seringkali melihat kekurangan diri sendiri secara berlebihan. Padahal kelebihan tidak akan muncul kalau tidak pernah digali.

Bila kita selalu sibuk memperhatikan kelemahan diri, maka kelebihan yang kita miliki akan terkubur semakin dalam.

Saya tidak suka bila ada orang yang menyebut dirinya sebagai ‘orang kecil, orang miskin, orang bodoh atau orang yang layak untuk dipinggirkan’. Stigma tersebut dibuat dan akan mensugesti orang lain untuk memberikan kesan yang sama seperti yang selama ini diyakininya.

Seseorang akan tampak besar atau kecil, kaya atau miskin bahkan pintar atau bodoh tergantung pada kesan apa yang akan ditampilkannya pada orang lain. Bila kita ingin terkesan ‘besar, kaya dan pintar’ tentu kita akan melengkapi diri sendiri dengan segala sesuatu yang membuat kita seperti yang diharapkan. Bekerja keras, belajar dan bersungguh-sungguh adalah kata kunci untuk membuat kita berbeda.

Namun bila kita selalu menilai diri sendiri ‘kecil, miskin dan bodoh’, maka sugesti itu akan melekat dan membuat kita malas untuk berusaha lebih baik.

Orang yang selalu menilai dirinya negatif, sulit untuk meyakinkan orang lain bahwa dia positif. Sebaliknya, bila kita selalu menilai diri sendiri positif, akan lebih mudah membuat orang lain percaya bahwa kita memang pribadi yang pantas untuk dihargai.

Hal ini saya tulis, bukan berarti kita harus ‘berpura-pura’ untuk dinilai positif. Apalagi menggantungkan diri terhadap penilaian orang lain. Tidak. Saya hanya memperhatikan, bahwa akhir-akhir ini banyak orang selalu berprasangka serta berpikir negatif terhadap banyak hal, termasuk pada dirinya sendiri.

Saat ini saya juga sedang introspeksi, bahwa sesungguhnya diri kita memang perpaduan antara kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan tersebut tidak perlu membuat kita sombong, begitu pula sebaliknya, kelemahan jangan membuat kita rendah diri. Setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk dihargai. Penghargaan tersebut harus diberikan pertama kali oleh dirinya sendiri.

di sunting dari : bintangtimur.blogdetik.com

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment